Rubrikjambi, Jambi – Pemberitaan perihal Inflasi di Jambi yang dikatakan tertinggi dari daerah lain di Indonesia, turut menjadi sorotan oleh banyak pihak.
Tak terkecuali, oleh Pemerintah Kota Jambi, dimana Kota Jambi merupakan salah satu tempat dilakukannya penilaian tersebut.
Untuk merespon hal tersebut, Wakil Walikota Jambi, Maulana, menuturkan bahwa faktor penyumbang utama dari nilai Inflasi tinggi yang terjadi di Jambi, adalah bahan pokok.
Ia pun mengungkapkan bahwa Pemkot merespon dengan berusaha menyeimbangkan suplai dan demand.
“Oleh karena itu kita berupaya untuk menyeimbangkan suplai dan demand, kita semua tau, bahwa Kota Jambi sebagian besar bahan pokoknya didatangkan dari daerah lain,” tutur Maulana, Senin (22/8/2022).
Ia menambahkan, pasca dari masa puncak pandemi Covid – 19, Kota Jambi mulai menunjukkan geliat pertumbuhan dalam aktivitas masyarakat.
“Maka secara otomatis, kebutuhan (demand, red) masyarakat terhadap bahan pangan juga meningkat, nah ini yang harus segera kita imbangi sehingga antara suplai dan demand terjadi keseimbangan,” jelas Wawako Maulana.
Maulana menambahkan, walaupun aktivitas masyarakat meningkat, kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat yang masih belum berkembang.
“Oleh karena itu, kita tingkatkan terus, laju pertumbuhan ekonomi, kita kendalikan harga,” ujarnya.
“Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah bekerja, sekarang sudah melihat, sektor mana atau hal apa yang menjadi penyumbang inflasi utama,” tutur Maulana.
Lebih lanjut, Wawako Maulana mengungkapkan perlu atau tidaknya dilakukan langkah – langkah seperti operasi pasar untuk menambah jumlah atau suplai bahan pokok di pasaran.
“Tapi kalau jumlahnya sudah aman, kita tingkatkan ekonominya, InsyaAllah maka inflasi juga bisa kita kendalikan,” tutupnya.(Rman)
Discussion about this post