Rubrikjambi, Jambi – Merespon rilis BPS yang menunjukkan bahwa Provinsi Jambi sebagai daerah dengan inflasi tertinggi beberapa waktu lalu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi menggelar rapat bersama distributor beras, Selasa (23/8/2022).
“Ini bergeraknya berawal dari Juni-Juli lalu. Juni itu kan penyumbang inflasi terbesar kita cabai merah dan bawang merah. Tetap saat memasuki Agustus, ternyata cabai merah dan bawang merah turun, tapi beras justru naik walaupun naiknya sedikit,” ujar Kadisperindag Kemas Muhammad Fuad.
Fuad menuturkan bahwa kenaikan harga beras sebagai faktor terbesar yang mempengaruhi tingginya inflasi di Jambi.
“Beras ini komoditi penyumbang terbesar terhadap inflasi, jadi otomatis inflasinya langsung naik drastis di posisi 8,55 persen,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, pertemuan bersama distributor beras di Jambi, merupakan arahan dari Gubernur Jambi Al Haris, pasca mengadakan pertemuan terkait inflasi tersebut.
“Intinya, kalo ketersediaan distribusi tidak ada masalah. Artinya, suplai dari daerah penghasil beras untuk masuk ke Provinsi Jambi aman. Tetapi kenaikan harga itu bukan dari distributor di Jambi, tetapi dari hulunya,” jelasnya.
Menurutnya, faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga beras tersebut beragam, salah satunya karena Agustus ini, merupakan akhir panen ketiga sehingga para distributor kekurangan stok.
Fuad mengungkapkan hasil dari pertemuan dengan para distributor, bahwa mereka sepakat untuk menjaga agar harga dapat stabil hingga akhir bulan September nanti.
“Hasil kesepakatan tadi, kita berkomitmen semua bahwa, paling tidak menjelang bulan September, bulan depan, teman-teman distributor kita harapkan dapat menjaga harga. Tidak menaikkan, paling tidak memposisikan harga tetap stabil sampai akhir bulan September,” ungkapnya.
Ia berharap inflasi di Jambi tidak ada lagi, setidaknya menjaga kestabilan inflasi agar tidak naik. Ia menambahkan, harapannya adanya faktor lain yang menyebabkan penurunan atau deflasi.
“Tetapi paling tidak tolok ukurnya di bulan September nanti, pada saat panen yang keempat itu terjadi,” pungkasnya.
Selanjutnya, Ia juga menuturkan sebuah wacana untuk menekan angka inflasi, salah satunya yakni dengan menggunakan anggaran tidak terduga untuk menurunkan tingkat inflasi.
“Jadi memang operasi pasar bisa, sesuai arahan pak presiden kita juga menggunakan dana yang untuk menstabilkan inflasi. Artinya nanti operasi pasar mungkin atau bantuan langsung kepada masyarakat sudah ada wacana seperti itu tinggal lagi nanti menunggu bagaimana proses mekanismenya seperti apa,” pungkasnya.(Rman)
Discussion about this post