Jambi – Gubernur Jambi Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum mengukuhkan Hj.Rahima Fachrori sebagai Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Jambi, Senin (14/9/2020) di Ruang Pola Kantor Gubernu Jambir. Pada kesempatan tersebut, Hj.Rahima melantik Kelompok Kerja (Pokja) PAUD Provinsi Jambi Periode 2020-2021 yang diketuai oleh Hj.Iin Kurniasih.
Gubernur berpesan kepada Bunda PAUD Provinsi Jambi yang baru dikukuhkan untuk membangun sistem PAUD di Provinsi Jambi, dan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Jambi adalah penanganan stunting (pertumbuhan kerdil).
Gubernur menjelaskan, organisasi PAUD ini merupakan wujud kepedulian terhadap pentingnya pendidikan anak sejak usia dini. “Tahun 2030 nanti Indonesia termasuk Provinsi Jambi akan memasuki era bonus demografi dimana usia produktif pada piramida penduduk kita lebih banyak dibanding dengan usia tidak produktif. Bonus demografi ini akan menjadi berkat apabila sumber daya manusia usia produktif yang kita miliki itu adalah SDM yang berkualitas, berakhlak, memiliki keterampilan dan pengetahuan teknologi, namun sebaliknya jika SDM yang kita miliki saat itu tidak berkualitas, tidak memiliki bekal dan iptek yang cukup untuk bersaing di era kompetisi global ke depan, maka mereka tidak hanya akan menjadi beban, tetapi juga sumber masalah ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Untuk itu diperlukan berbagai peluang guna menyiapkan generasi kedepan,” ujar gubernur.
Dengan demikian, gubernur mengemukakan bahwa pengukuhan Bunda PAUD merupakan salah satu upaya penting dan strategis dalam penyiapan sumber daya manusia. “Pada usia dini yang dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan yaitu masa ibu mengandung sampai dengan 5 tahun merupakan periode emas yang harus kita berikan nutrisi yang baik, akan sangat mempengaruhi perkembangan saraf-saraf otak yang akan berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual mental dan emosional seseorang di kemudian hari. Saat ini Pemerintah Provinsi Jambi masih dihadapkan pada permasalahan masih tingginya angka prevalensi stunting, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka prevalensi stunting pada balita masih diatas standar WHO yaitu sebesar 30,1 persen” ungkap gubernur.
Pemerintah Daerah, lanjut gubernur, akan terus fokus untuk menurunkan jumlah permasalahan kekurangan gizi kronis (stunting) yang ada di kabupaten/kota, yang harus diselesaikan secara terintegrasi dengan lintas sektor. “Di Provinsi Jambi stunting tertinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 44 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Sarolangun sebesar 18,8 persen. Untuk itu saya menitipkan program pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi prioritas program kerja Bunda PAUD. Permasalahan stunting adalah masalah multi dimensi, diantaranya mencakup masalah gizi yang kurang, pelayanan kesehatan yang belum optimal, kemiskinan, ketidaktahuan, ketidakpedulian, lingkungan yang kurang baik, belum optimalnya infrasktur air minum dan sanitasi yang layak,“ terang gubernur.
Selain itu, gubernur menegaskan pentingnya pendidikan anak usia dini. “Pendidikan kepada anak sejak usia dini sangat penting, bukan hanya pendidikan ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidikan untuk membangun karakter, yang turut menempa kepribadian anak. Ilmu pengetahuan dan karakter merupakan dua hal yang harus dipenuhi dalam menghasilkan generasi yang berkualitas dan berdaya saing. Saya mendukung penuh Pendidikan Anak Usia Dini, mencerdaskan dan mempersiapkan generasi yang berkualitas sejak usia dini dan usia keemasan, yang nantinya akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan, bahkan menjadi para penerus estafet kepemimpinan daerah dan negeri ini,“ tutur gubernur. (*/Nia)
Discussion about this post