Rubrikjambi, Jambi – Terhitung sejak Rabu (11/5), sebagian besar perusahaan di Jambi berhenti membeli kelapa sawit milik petani yang tak terikat perjanjian kerja sama.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal menyampaikan tidak bisa mengintervensi apalagi memaksa perusahaan untuk membeli kelapa sawit dari petani yang bukan mitranya.
Sebagian petani sawit di Jambi kini mengeluhkan kondisi tersebut. Hal ini merupakan imbas dari kebijakan pelarangan ekspor oleh pemerintah pusat, yang mana membuat petani kelapa sawit semakin terpuruk.
Jika perusahaan tetap menerima kelapa sawit dari petani yang bukan mitra, kata Agus, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan, perusahaan juga memiliki kelapa sawit inti, dan kelapa sawit yang berasal dari mitra. Tentunya perusahaan tak ingin rugi, karena harus menampung sawit yang begitu banyak.
“Karena perusahaan kan ada sawit sendiri, kemudian tangki timbun atau penampungan sawit juga sudah penuh, sehingga tak lagi bisa membeli sawit petani,” katanya, Minggu (15/5).
Tidak menutup kemungkinan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah pusat yang melarang ekspor kelapa sawit ke luar negeri. Kata Agus, pihaknya sudah mengoordinasi terkait kondisi ini.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkebunan. Tapi belum ada tindakan. Saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi. Saya juga bilang ke pemerintah pusat, kalau seperti ini maka sawit akan hancur,” Tutupnya.(Rman)
Discussion about this post