Rubrikjambi, Jambi – Ketua DPD HKTI Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM dikenal sebagai pecinta hewan. Menyikapi maraknya kasus Harimau memasuki perkampungan penduduk yang memicu diikuti penangkapan atau perburuan terhadap raja hutan tersebut oleh masyarakat dan BKSDA.
Bahkan bapak beasiswa Jambi ini menyatakan persetujuannya penangkapan Harimau yang telah memasuki kawasan kebun dan pemukiman, untuk kemudian hewan buas ini masukan ke marga satwa atau kebun binatang.
” Saya setuju, BKSDA dan masyarakat menangkap Harimau liar ini, karena kita faham akan kekhawatiran masyarakat akan keselamatan mereka yang terancam gangguan harimau, tentu wajar ada upaya untuk menangkap hewan buas ini, karena semua cemas akan keselamatan,” jelas SAH di Jambi (7/7) saat wawancara dengan awak media siang tadi.
Namun selaku pecinta hewan SAH juga menyayangkan ketika proses penangkapan harimau ini dengan menggunakan anjing hidup sebagai umpan. Menurutnya tersebut tak boleh digunakan, karena walau bagaimanapun tak boleh mengorbankan hewan hidup sebagai umpan.
” Saya pikir banyak cara lain untuk menangkap harimau ini, bisa dengan menembak bius, perangkap atau memancing dengan daging segar, tanpa harus mengorbankan hewan hidup seperti anjing, kambing atau kelinci, ” imbuhnya.
SAH sendiri dalam berbagai tugasnya sering juga melakukan penelitian aspirasi masyarakat, salah satunya tentang isu perlindungan hewan, dalam bentuk masukan dari pecinta hewan akan fenomena mengumpankan hewan hidup seperti anjing untuk menangkap harimau.
Selanjutnya anggota DPR yang berlatar belakang pengusaha perkebunan itu penyebab harimau sumatera masuk ke pemukiman lalu memakan hewan ternak diduga karena kurangnya populasi akibat kematian babi hutan secara massal sekitar dan perburuan tak terkendali.
Babi hutan merupakan salah satu makanan harimau di habitat aslinya. Ketika babi hutan mati secara massal akibat flu babi, kondisi ini membuat harimau kekurangan makanan sehingga nekat masuk ke perkampungan mencari hewan ternak seperti sapi.
Selain faktor kematian babi massal, SAH juga mengatakan, rusaknya kawasan hutan di lokasi karena perambahan juga ikut berkontribusi harimau masuk perkampungan. Sehingga cara terbaik masalah ini dengan jalan menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
Discussion about this post