Rubrikjambi, Jambi – Gerakan Sungai Batanghari Bersih yang dicanangkan Pemprov Jambi beberapa waktu lalu, mendapatkan tantangan besar dari limbah domestik.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Asnelly Ridha Daulay, saat ditemui awak media, Rabu (8/6/2022).
“Limbah korporasi ada, namun tidak se-menonjol limbah domestik,” ungkapnya.
Asnelly juga mengungkapkan, selain limbah domestik dan limbah korporasi, terdapat zat lain yang menambah pencemaran air di Sungai Batanghari, diantaranya sampah rumah tangga, residu pupuk yang masuk ke sungai, zat kimia hasil industri.
Kabid pencemaran dan kerusakan lingkungan DLH Provinsi Jambi itu kembali menegaskan bahwa zat-zat tersebut ada, namun tidak sebanyak limbah domestik. Limbah domestik sendiri merujuk kepada tinja atau kotoran yang dibuang manusia ke sungai.
Pernyataan itu ditegaskan Asnelly, berasal dari pengujian di 12 titik sungai lintas provinsi, yang menjadi kewenangan DLH Provinsi.
“Konteksnya kami melakukan pemantauan hanya di sungai lintas Provinsi, dan kemudian hanya di 12 titik, dan yang dominan itu limbah domestik, kedua pupuk, kemudian kekeruhan yang berasal dari aktivitas tambang emas, dan terakhir ada kontribusi limbah perusahaan,” paparnya.
Untuk mewujudkan Sungai Batanghari bersih, Asnelly mengajak masyarakat tidak lagi membuang sampah di sungai, menggunakan pupuk secara bijak dan seimbang antara pupuk kimia dan organik, untuk mengatasi kekeruhan Asnelly berharap aktivitas pertambangan emas dapat lebih dikurangi dan dikendalikan.
Untuk limbah domestik, Asnelly mengatakan sudah berkoordinasi dengan PU untuk menggerakkan fasilitas IPAL komunal yang bisa digunakan untuk UKM dan rumah tangga, kemudian, mengganti sarana MCK tradisional masyarakat yang ada di pinggir sungai dengan fasilitas MCK yang sifatnya komunal.(Rman)
Discussion about this post