Rubrikjambi, Jambi – Ratusan hewan yang berasal dari berbagai daerah mendapatkan pemeriksaan ketat melalui 5 tim yang dibagi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi.
Hasilnya, untuk sementara dapat dipastikan hewan ternak yang diperuntukkan sebagai hewan kurban di Kota Jambi, kondisinya aman.
Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengatakan (13/6) hampir 98 persen hewan ternak di Kota Jambi berasal dari Provinsi Lampung. Bukan berasal dari daerah yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), seperti di Aceh dan Jawa Timur.
Fasha menyatakan, setiap hewan yang masuk di Kota Jambi, sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk dengan memastikan adanya surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), dan memeriksa asal hewan.
“Jika terindikasi kena PMK, hewan itu segera dipisahkan. Kemudian diambil sampelnya untuk dikirim ke Bukit Tinggi untuk diuji laboratorium,” ucapnya.
Ia mengatakan, ada 2 ekor sapi yang sampat terkena PMK seusai hasil uji laboratorium. Kedua ekor sapi tersebut langsung dipisahkan dari hewan lain, dan dilakukan perawatan. Kini hewan tersebut dalam kondisi sehat.
Fasha menegaskan komitmennya dalam menjamin kesehatan hewan ternak yang akan dijadikan hewan qurban.
“Kalau tidak sembuh maka akan segera dipotong. Alhamdulillah saat ini kondisinya sudah sehat. Kami dari Pemerintah Kota Jambi berupaya bagaimana hewan ternak di Kota Jambi sehat, dan layak dipotong. Jangan sampai masyarakat yang ingin berkurban, malah tidak jadi,” tuturnya.
Fasha menghimbau agar peternak atau penyuplai sapi dan kambing di Kota Jambi, bisa kooperatif untuk melaporkan hewan yang masuk.
“Yang kita khawatirkan peternak yang ada di pinggir-pinggir Kota Jambi. Tapi, peternak besar kooperatif. Mereka sudah tahu sanksinya seperti apa. Kalau ada hewan yang sakit, akan diberitahukan oleh mereka,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, mengatakan pihaknya telah memeriksa sekitar 500 hewan, dan memantau sejumlah peternakan.
“Ada 8 pemasok yang sudah punya izin mengambil dari luar daerah. Sekitar 500 hewan yang diperiksa. Di setiap kecamatan kita lakukan pemeriksaan dengan 5 tim,” tuturnya.
Ia dengan yakin mengatakan untuk saat ini kecil kemungkinan PMK masuk ke Kota Jambi.
“Kemungkinan PMK masuk lagi itu kecil. Kita eliminasi semaksimal mungkin. Kita juga punya posko di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Masyarakat yang ingin melapor adanya gejala PMK dapat ke sana,” tuturnya.
Pemkot Jambi sudah membentuk tim terpadu yang melibatkan TNI dan Polri untuk mengawasi peternakan di Kota Jambi. Juga membentuk posko pengaduan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi.(Rman)
Discussion about this post